Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Biografi Abu Bakar Ar Razi Ilmuwan Muslim di Bidang Kedokteran

Biografi Abu Bakar Ar Razi

Biografi Abu Bakar Ar Razi Ilmuwan Muslim di Bidang Kedokteran
- Abu Bakar Ar Razi merupakan dokter muslim terbesar dan guru besar dalam ilmu kedokteran bagi dunia Islam dan Eropa. Mereka mempelajari buku-buku yang dikarangnya hingga awal abad kedelapan belas Masehi.

Dia juga seorang filsuf dan ahli kimia yang telah berhasil mengembangkan kimia setelah dasar-dasarnya dirumuskan oleh Jabir bin Hayyan, hingga dia mampu membuat berbagai penemuan kimia modern berdasarkan penelitian dan eksprimen.

Ar Razi adalah salah seorang pakar sains yang berasal dari Iran. Ar Razi adalah tokoh bidang ilmu kedokteran, filsafat, dan kimia. Ar Razi diakui secara luas sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah kedokteran, filsafat, dan ahli tafsir.

Biografi Abu Bakar Ar Razi Sang Ilmuan Muslim dalam Bidang Kedokteran

Berikut kami akan menjelaskan mengenai biografi lengkap dari Abu Bakar Ar Razi

Nama dan Panggilannya

Dia bemama Abu Bakar Muhammad bin Zakariya Ar Razi. Dalam bahasa Latin, nama panggilannya, Ar Razi telah dirubah menjadi Rhazes. Sebagian literatur Arab telah mencabut nama panggilannya, Galenus Arab, yaitu panggilan pertama yang digunakan oleh dokter dan ahli sejarah, Ibnu Abi Ashabi'ah dalam bukunya "Uyunu Al-Anba' fi Thabaqati Al-Athibba'i".

orang-orang barat memberi julukan kepada Ar Razi one of the greatest, yang mempunyai arti sebagai seorang tabib terbesar di sepanjang masa.

Namun kami tetap berpendapat bahwa itu adalah nama panggilan yang bukan pada tempatnya, karena orang yang besar tidak dapat disamakan dengan orang yang kecil, sekalipun telah lama mendahuluinya.

Baca Juga: Biografi Singkat Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Ulama Banjar Sebelum Abad XIX

Melihat kemampuannya yang besar dalam bidang kimia, sebagian penulis Eropa menyebutnya dengan panggilan "Boyle Persia" yang disamakan dengan ahli fisika dan kimia Inggris, Robert Boyle.

Tempat, Tanggal lahir dan Riwayat Abu Bakar Ar Razi

Abu Bakar Ar Razi dilahirkan di propinsi Rayy,Iran pada tahun 240H (854 M). Kita tidak mengetahui banyak tentang masa kecil dan pendidikannya selain bahwa dia belajar dasar-dasar filsafat dan ilmu-ilmu kedokteran, kemudian dia pindah ke Baghdad untuk melanjutkan pendidikannya.

Di sana, dia berada di barisan paling depan di antara sesama ilmuwan yang hidup pada masanya. Berbagai sumber berbeda pendapat tentang tahun wafatnya. Ibnu Katsir mengatakan dalam " Al-Bidayah" bahwa dia wafat pada tahun 311 H (923 M).

Sebagian sumber menambahkan bahwa dia wafat setahun atau dua tahun setelah itu. Namun sebagiannya juga ada yang mengatakan bahwa dia wafat pada tahun 364 H (975 M).

Penemuan Ilmiah dan Pemikiran Ar Razi

Ar Razi memiliki penemuan ilmiah besar dalam bidang kedokteran dan kimia. Dia memiliki hasil studi penting dan bernilai dalam bidang filsafat. Dia menulis sebanyak kurang lebih 200 buku. Bahkan, sebagian ada yang memastikan bahwa buku yang dikarangnya berjumlah sebanyak 224 buku. Ada juga yang mengatakan sebanyak 232 buku.

Kebanyakan dari bukubuku ini ditulis dalambidang kedokteran, farmasi, kimia dan filsafat. Disamping itu, buku karangannya yang lain juga juga ditulis dalamilmu astronomi, fisika, matematika, musik dan ilmu-ilmu keagamaan.

Penemuan Ar Razi di Bidang Ilmu Kedokteran dan Farmasi

Ar Razi menguasai masalah-masalah kedokteran dan farmasi. Dia tidak hanya mempelajari kedokteran Arab dan Yunani seperti para ilmuwan muslim lainnya, melaikan dia juga menambah pengalamannya dengan mempelajari kedokteran lndia.

Disamping itu, dia sangat berpengalaman dalambidang kimia sehingga dia memiliki kemampuan khusus dalam bidang kedokteran yang tidak dimiliki oleh para ilmuwan lainnya. Itu semua telah mendorongnya mewujudkan berbagai penemuan besar berikut:

  • Dia menemukan pengaruh faktor kejiwaan dalam mengobati berbagai penyakit pada anggota tubuh. Dia memperingatkan pentingnya menghidupkan keadaan jiwa ketika menyampaikan nasihatnya kepada para dokter dalam buku-bukunya, dengan mengikut sertakan orang yang sakit bermain dengan orang yang sehat.
  • Dia merupakan pelopor dalam bidang klinik kedokteran dan orang yar.g pertama kali melakukan eksprimen pengobatan kepada hewan sebelum dipraktikkan kepada manusia. Metode inilah yang hingga sekarang menjadi pedoman terpenting bagi kedokteran modern. Bahkan dia juga melakukan eksprimen kepada dirinya sendiri.
  • Dia mengarang beberapa buku dalam ilmu anatomi yang menunjukkan pada eksprimen dan pengalaman ilmiah yang dilakukannya. Pengalaman lmiahnya dalam ilmu anatomi ini kemudian dipadukan dengan ilmu-ilmu kedokteran dan kimia sehingga antara satu dan lainrtya saling menyempurnakan dan bersinergi. Hal seperti ini jarang sekali ditemukan pada para dokter yang mempelajari ilmu anatomi dan fisiologi, disamping pengetahuannya dalam bidang kedokteran secara umum.
  • Ar Razi menemukan Pengaruh alergi atau hipersensitif pada sebagian orang sakit, sekalipun dalam bukunya dia tidak menggunakan kata "alergi" seperti yang kita gunakan sekarang. Atau bahwa dia sudah mengetahui gejalanya, tetapi tidak mengetahui penyebutannya seperti pada masa sekarang. Namun dia menyifatinya dengan ielas yang menunjukkan pada keadaan seperti ini.
  • Dia mampu membedakan antara penyakit cacar biasa dengan cacar air pada masa sakit pertama yang hampir serupa pada dua geiala ini. Dia menulis tesis yang sangat berharga dalam hal ini. Ini merupakan penemuan ilmiah yang besar, terutama karena sebelum masa sekarang, penyakit cacar air banyak menyerang anakanak. Sedangkan cacar biasanya menyebar dengan cara menular seperti wabah dan tidak membiarkan seorang pun kecuali dalam keadaan ayan.
  • Dia adalah dokter yang pertama kali membedakan antara mulas di usus kecil dengan gangguan ususbesar. Ar Razi juga unggul dalam bidang kedokteran dan operasi mata. Dia menulis buku dalam kedokteran mata yang berhubungan dengan anatomi mata dan penyakit-penyakit yang menyeran gnya, serta operasi yang harus dilakukan padanya dengan menggunakan peralatan khusus.
  • Dia menemukan pengaruh cahaya pada lingkaran warna hitam di mata, lalu dia menulis buku tentang analisa melebarnya cahaya di malam hari dan menyempitnya di siang hari. Pengetahuan ini dipraktikkan dalam memeriksa reaksi yang berubah-rubah pada orang yang sakit mata.

Karya Ar Razi di Bidang Kedokteran

Kitab Al-Hawi: karya ar razi yang sangat terkenal dalam bidang kedokteran adalah Al-Hawi  yang merupakan buku ensiklopedia kedokteran yang meliputi semua ilmu pengetahuan kedokteran Arab, Yunani, India yang dikumpulkan oleh Ar Razi pada zamannya.

Dalam ensiklopedia itu, dia banyak menambah pengetahuan baru sesuai dengan dengan pengalaman dan Penemuannya. Dia menulis buku ini dengan cara yang sangat istimewa sehingga menjadi buku rujukan terpenting bagi dunia kedokteran sampai pada abad kedelapan belas.

Untuk mengetahui tentang kebenaran buku ini, kita cukup mendengarkan komentar obyektif seorang oreintalis ]erman, Zigrid Hunke, bahwa perpustakan fakultas kedokteran di Universitas Paris sejak lima ratus tahunyang lalu tidak terdapat buku-buku selain Al-Hawi.

Bahkan, Raja Prancis, Louis XI (1423 - 1483) membayar dalam jumlah yang cukup besar, berupa emas dan perak agar para dokter mengkopi buku itu dan menjadikannya sebagai rujukan dalam mengobati keluarga kerajaan.

Buku ini terdiri dari bab-bab yang sangatbanyak dan artikel-artikel yang dikhususkan oleh Ar Razi untuk mengupas secara tuntas salah satu cabang kedokteran atau mengobati salah satu anggota badan, hingga tidak ada satu pun dari jenis penyakit itu yang terlupakan, mulai dari penyakit tipus, panas dingin, pusing, hingga penyakit yang berhubunian syaraf dan kelumpuhan.

Di samping juga berisi tentang berbagai penyakit dada, kedokteran mata, hidung dan telinga, serta kedokteran gigi. 

Tentang buku ini, Wil Diorant mengatakan dalam bukunya yang terkenal " Qishshatul Hadarah" bahwa buku ini merupakan buku yang paling besar dalam ilmu kedokteran selama berabad-abad dan merupakan rujukan terpenting bagi kedokteran di Eropa.

Kitab Ath-Thib Al-Manshuri; Dalambuku ini Ar Razi menjelaskan tentang anatomi tubuh manusia, termasuk anatomi kerangka manusia dan susunan urat saraf serta anatomi pembuluh darah di tenggorokan. Di samping tugas-tugas anggota tubuh yang bermacam-macam dan beberapa topik penting lainnya.

Kitab Al-Asrar: Buku ini berisi tentang obat-obatan secara medis dan cara pencampurannya.

Kitab Al-ladari wa Al-Hishbah: Buku ini terdiri dari penjelasan yang paling lama berhubungan dengan penyakit cacar dan bagaimana mendiagnosanya sejak dini dan membedakannya dengan penyakit cacar air. 

Buku ini sekalipun kecil dianggap sangat besar pengaruhnya bagi kedokteran Islam. Buku ini pernah dicetak mulai tahun 1498 M hingga tahun 1856 M lebih dari empat puluh kali cetakan dalam bahasa lnggris.

Kitab Man La Yahdhuruhu Ath-Thabib: Buku ini terdiri dari berbagai pengobatan sederhana dan bersifat sementara sebagai pertolongan pertamd pada kecelakaan yang dapat dilakukan oleh siapa pun sebelum datangnya dokter, atau sebelum orang yang sakit pergi ke dokter.

Kitab Manafi' Al-Aghdziyah: Dalam buku ini dijelaskan tentang pengaruh makanan bagi kesehatan secara umum dan manfaatnya serta bahayanya dalam keadaan mengidap penyakit tertentu. Tidak diragukan lagi bahwa buku ini merupakan buku yang pertama dikarang dalam ilmu makanan (dietetics).

Peristiwa Pembangunan Rumah Sakit Al-Bimarstan Al Adhadi

Ketika Khalifah Abbasiyyah Al-Mu'tadh (892 -902 M) ingin membangun rumah sakit yang terkenal di Baghdad dengan nama Rumah Sakit Al-Adhahi, dia bermusyawarah dengan para dokter terkemuka tentang rencana pembangunan dan letaknya.

Diantara para dokter itu terdapat Abu Bakar Ar Razi yang menyarankan meletakkan potongan daging di berbagai tempat yang diusulkan, kemudian dipilih tempat diletakkannya daging yang paling sedikit busuknya sebagai tempat dibangunnya rumah sakit itu.

Demikianlah Ar Razi memilih tempatberdirinya Rumah Sakit Al-Adhadi yang menjadi rumah sakit terbesar karena pengaruh para dokternya. Cara yang dilakukan oleh Ar Razi ini hingga sekarang masih tetap berlaku ketika seseorang ingin memilih tempat yang paling sedikit tingkat kelembaban dan polusinya.

Kami telah mendengar kabar bahwa dia juga mengikuti pembicaraan dalam rencana pembangunan rumah sakit di kota Qontharah di propinsi Al-Ismailia. Bahkan sekalipun kabar ini tidak benar, akan tetapi ini menunjukkan bahwa peninggalan Ar Razi sangat besar dan masih digunakan hingga saat sekarang.

Penemuan Ar Razi di Bidang Kimia

Ketika Jabir bin Hayyan dijutuki sebagai bapak kimia dan penggagasnya, maka Ar Razi yang telah mengembangkan kimia dan banyak menetapkan rumusan rumusan ilmiahnya dan peralatan yang dipergunakan dalam hal itu, serta banyak mengarang buku-buku penting, tidak mungkin kecuali dijuluki sebagai penggagas kimia modern.

Dia telah mendahului Lavoisier (1743 - 1,794 M) dan memudahkan tugasnya dalam mewujudkan berbagai penemuan baru dalam ilmu yang penting ini.

Mari kita lihat penemuan Ar Razi,lalu kita menyimpulkannya:

  • Dalam buku-buku yang dikarangnya, Ar Razi memaparkan secara detil lebih dari dua puluh peralatan kimia yang digunakan pada masanya, baik yang terbuat dari kaca maupun logam.
  • Dalam buku-buku yang dikarangnya, dia membagi bahan-bahan kimia kepada empat kategori, yaitu; Iogam, nabati, hewani dan campuran. Kemudian membagi cabang-cabangnya sesuai dengan keistimewannya masing-masing.
  • Dia berhasil memadukan sebagian zat asam, di antaranya adalah strlfur yang kemudian namanya diarabkan menjadi "zait az-zaj." Kadang-kadang juga disebut "albir al-kabir."
  • Dia mampu mengeluarkan alkohol dari tetesan tajin dan gula yang telah menjadi khamr, kemudian dia menggunakannya untuk pengobatan dan berbagai keperluan medis lainnya. Dari buku-buktu kimia Arab, orang Barat mengetahui nama alkohol dan menyebutnya dalam bahasa latin alcohol.
  • Ar Razi mampu mengukur kadar jenis minuman keras dengan menggunakan skala khusus yang disebut dengan skala alami, dan ini salah satu di antara Penemuannya.

Pemikiran dan Metode Ilmiah Ar Razi

Metode ilmiah Ar Razi berhubungan erat dengan filsafatnya. Dia mampu memberdayakan akal dan menganggapnya sebagai nikmat Allah yang diberikan kepada manusia serta yang paling besar kemampuannya pada diri manusia.

Dalam bukunya "Ath-Thibbur Rnuhani," dia mengatakan perihal akal, "Dalam beberapa hal kita kembali kepada akal menganggapnya penting dan menjadikannya sebagai sandaran. Kita tidak boleh mengalahkan akal dengan hawa nafsu, karena hawa nafsu adalah perusak, pengeruh dan memalingkan dari kebiasan, ketajaman, tujuan dan keistiqamahannya.

Bahkan kita harus melatihnya, menundukkannya, mengasahnya, dan memaksanya untuk melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya." Ar Razi mengajak untuk bersikap teliti dalam melakukan praktik kedokteran dan mendiagnosa berbagai macam penyakit.

Dia menulis nasihat kepada para dokter agar memperhatikan hal yang kecil dan besar agar dapat melakukan diagnosa yang benar. Ketelitian mendiagnosa yang dibarengi dengan kekuatan analisa, kedalaman teori, kemampuan dalam menganalisa dan menyimpulkannya akan memba\Manya kepada penemuan ilmiah yang telah ada sebelumnya.

Adapun secara global, pemikiran dan metode ilmiahnya adalah sebagai berikut:

  • Dia mengetahui pengaruh faktor kejiwaan bagi penyembuhan suatu penyakit.
  • Dia memperingatkan adanya penyakit yang disebabkan oleh faktor keturunan berdasarkan Penelitiannya pada sebagian penyakit tertentu yang secara berulang-ulang menimpa sebagian keluarga.
  • Dia menyimpulkkan bahwa penyembuhan dapat dilakukan dengan berlangsungnya proses interaksi kimiawi pada tubuh dan masuknya bahan obat-obatan melalui salah satu anggotanya. Tidak diragukan lagi bahwa pengetahuanya dalam bidang kimia telah membantunya sampai pada kesimpulan seperti ini.
  • Dia adalah orang yang pertama kali menemukan alergi (hipersensitivitas) dan orang yang pertama kali mengamati pengaruh cahaya pada selaput mata. Dalam bukunya 'Fi Asy-Syukuk ala Gelenus," Ar Razi memperingatkan para dokter agar memotong tumor kanker agar tidak menyebar ke seluruh tubuh.

Ini tentu merupakan suatu keputusan yang tampaknya salah bagi sebagian dari kita sebagaimana yang kita ketahui dalam pengobatan dan operasi kanker.

Akan tetapi kenyataannya inilah yang benar pada saat tidak mudah dilakukan operasi kecuali pada masa belakangan. Bahkan sekalipun dapat dilakukan dengan cara operasi, akan tetapi ini tidak dapat sepenuhnya menghentikan pertumbuhan tumor, sehingga lama-kelamaan akan semakin parah dan mempercepat kematian si penderita.

Ar Razi memiliki pemikiran yang cerdas dan eksploratif, sehingga membuatnya tidak pernah berhenti
melakukan penelitian dalam mencari berbagai cara dan alternatif pengobatan baru, di antaranya adalah sebagai
berikut:

  • Ar Razi adalah dokter yang pertama kali memisahkan antara kedokteran anak dan kedokteran
    umum.
  • Ar Razi mengobati sebagian penyakit dengan mengatur pola makan saja tanpa harus menggunakan obat-obatan.
  • Dia menemukan benang jahit untuk operasi yang terbuat dari bahan selaput hewan.
  • Dia yang pertama kali menjelaskan penggunaan perban gipsum pada pengobatan patah tulang.
  • Dia menyimpulkan penggunaan air raksa dan komposisi timah dalam membuat obat gosok.

Ar Razi selalu melakukan eksprimen sebagai cara yang sangat penting untuk mendapat pengetahuan yang benar. Maka tidak diragukan, bahwa pemilihan tempat dibangunnya Rumah Sakit Al-Adhadi menjadi bukti yang kuat dalam hal ini.

Dalam melakukan eksprimen, Ar Razi tidak sendirian, melainkan bersama para dokter muslim lainnya. Akan tetapi, dia memang memiliki keistimewaan tersendiri dalam bidang ini. Misalnya, dia adalah orang yang pertama kali melakukan eksprimen pengobatan kepada hewan sebelum dipraktikkan kepada manusia.

Dia iuga menemukan sistem " control group" dalam melakukan eksprimen, yang mana dia melakukan eksprimen pengobatan baru kepada sejumlah pasiennya dan membiarkan sejumlah pasien lainnya untuk mengetahui pengartth dari cara Pengobatannya yang baru.

Dalam buku-buku yang dikarangnya, Ar Razi sangat memperhatikan metode ilmiah dan ini nampak sangat jelas pada konsistensinya dalam menjalankan amanah ilmiah ketika mengutip pemikiran atau pendapat orang lain. Dia menyebutkan sumber-sumber asli yang dikutipnya dan menulis nama pengarangnya, serta tidak mengatasnamakan dirinya.

Komentar Beberapa Tokoh Tentang Ar Razi

Ibnu Nadim Al-Warraq mengatakan dalam bukunya "Al-Fihrisat," "Dia adalah satu-satunya pada masanya yang menyatukan antara pengetahun dengan ilmu orangorang terdahulu, terutama dalam bidang kedokteran."

Al-Qafthi mengatakan, "Abu Bakar adalah seorang dokter muslim yang tidak berpihak dan salah seorang yang
terkemuka dalam ilmu logika dan geometri."

Ibnu Khalkan mengatakan, "Ar Razi adalah pemimpin dalam bidang kedokteran pada masanya. Dia sangat menekuni bidang ini dan mengetahui secara mendalam kaedah-kaedahnya. Dia rela pergi jauh untuk mempelajarinya, dan dia banyak menulis buku-buku yang bermanfaat."

Wil Diorant mengatakan dalam bukunya yang terkenal "Qishshatul Hadharah" bahwa "Buku yang dikarang oleh Ar Razi, " Al-Hawi" merupakan buku kedokteran terbesar selama berabad-abad dan menjadi buku rujukan terpenting di Eropa.

Aldo Maily mengatakan, "Ar Razi adalah dokter Arab yang paling terkemuka."

Gustav Granium mengatakan dalam bukunya "Hadharatul lslam," "Para dokter terkemuka abad kesembilan dan kesepuluh, terutama Ar Razi (yang wafat pada tahun 925 M) memiliki pengaruh yang besar bagi pemikiran kedokteran di negeri Barat."

Dia juga mengatakan, " Ar Razi mempelajari kedokteranbenar-benar secara ilmiah. Bahkan dia pernah menulis tesis yang berjudul, "Annfl Maharnt Al-Athibba' Anfusahum La Yastathiun Syifa' lanti' Al-Amradh" (Kemahiran para dokter itu sendiri tidak akan mampu menyembuhkan semua penyakit).

Zigrid Hunke mengatakan dalam bukunya " Syamsul Arab Tashtha' ala Al -Gharb' "Pengetahuan Ar Razi dalam bidang kedokteran sangat istimewa, luas dan menyeluruh. Pengetahuan seperti ini tidak pernah dimiliki oleh siapa pun sejak masa Gelenus.

Dia selalu berusaha mendapatkan ilmu pengetahuan melalui lembaranlembaran buku, atau meminta informasi dari keluarga pasien dan dengan melakukan eksprimen kimiawi, bahkan dia pergi ke penjuru dunia untuk mendapatkan
hal itu semua.

Dia menanamkan prilaku dan akhlak yang baik kepada murid-muridnya seraya mengingatkan bahwa profesi sebagai dokter merupakan profesi yang mulia.

Menurutnya, dokter juga harus memerangi - baik dengan perkataan maupun perbuatan-semua praktik penyimpangan di mana pun dan kapan pun. Dia memperhatikan pengobatan bagi orang-orang miskin dan memberinya uang setelah berobat."

Dr. Amir An-Najjar mengatakatan, "Pada masa daulah islamiyyah, kita mendapatkan ada dua sekolah terkemuka, yaitu sekolah Para Para dokter dan filsuf, dan sekolah para filsuf dan dokter. Dokter yang filsuf seperti Abu Bakar Ar Razi. Sedangkan filsuf yang dokter seperti Ibnu Sina."

Demikian sekilas tentang biografi abu bakar ar razi. Semoga ulasan singkat diatas bisa menambah wawasan serta ilmu pengetahuan untuk kita semua.

Posting Komentar untuk "Biografi Abu Bakar Ar Razi Ilmuwan Muslim di Bidang Kedokteran"