Orang Pertama yang Merayakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw
Menurut mereka, orang pertama yang merayakan peringatan maulud Nabi adalah Amr Abu Said Mudlfaruddin Al-Arbela, wafat pada tahun 630 H. [1]
Pada hari peringatan maulud itu, banyak yang datang secara berkelompok. Di antaranya dari Baghdad, Muwasshili (salah satu kota di Irak), Aljazair, Sinjar, Nashibin (salah satu kota di Turki), bahkan dari Persia. Dan dihadiri oleh para ulama, sufi, mufti, Qurra' (orang yang ahli membaca AlQuran), dan para penyair. Mereka mengadakan hal tersebut di Arbela (salah satu kota di Irak) pada bulan Muharram sampai awal Rabi'ul Awwal.
Ketika itu gubernur mendirikan meja besar dari kayu di jalan raya. Meja tersebut bertingkat-tingkat, diperkirakan sampai empat atau lima tingkat, dihiasi dengan berbagai macam warna. Di atasnya duduk para penyanyi, pemusik, dan penabuh semacam gendang, dan lain-lainnya.” [2]
Untuk menggambarkan hal tersebut, lbnu Dahiyah menulis buku Al-Tanwtir fi Maulidi Al-Siraji Al-Munir.
Dalam buku tersebut ia menuliskan tentang pentingnya melaksanakan apa yang dilakukan oleh Madzfaruddin. Pada waktu itu, gubernur memberikan seribu dinar padanya, selain yang diberikan pada waktu pelaksanaannya.” [3]
Mereka menggambarkan kepribadian atau sifat gubernur Arbela sewa berlebih-lebihan. Ia digambarkan sebagai seorang gubernur yang baik, berbuat kebajikan, dan bertakwa, sebagaimana kita ketahui dalam catatan sejarah hidupnya. [4]
Namun Sayyid Rasyid Ridla menentangnya, dengan mengatakan: ”Orang pertama yang mengadakan pertemuan untuk membacakan sejarah maulud Nabi adalah salah satu dari raja Syarkas di Mesir." [5]
Beberapa yang lain juga mengomentarinya seperti berikut: "Orang pertama yang mengadakan maulud di Mesir adalah kekhalifahan Fatimiah, dan di antara mereka yang paling pertama adalah Al-Muidz Al-Dinillah, yang membawanya dari Maghrib ke Mesir pada bulan Syawal tahun 361 H. . . .", sampai pada perkataan: ”hingga Al-Afdlal bin Amir Al-Juyusyi melarangnya.“ -Al-Afdlal terbunuh pada tahun 515 H.
Pernyataan terakhir ini diperkuat oleh apa yang dijelaskan Al Muqrizi tentang hari-hari besar kekhalifahan Fatimiah. Bagi yang mau meneliti lebih rinci, silakan membacanya. [7]
Pernyataan di atas tampak seperti tidak ada perbedaan, tapi kalau diteliti lebih seksama, akan tampak perbedaannya. Yaitu apakah yang pertama melakukan peringatan maulud adalah orang Arbela di Arbela atau orang Mesir di Mesir? Pernyataan tersebut dipertegas oleh pernyataan Sayyid Rasyid Ridla yang menjelaskan bahwa yang pertama melakukan peringatan tersebut adalah orang Mesir di Mesir.
Atau, kemungkinan lain, bahwa gubernur Arbela adalah orang pertama yang merayakan peringatan maulud Nabi secara besar-besaran.
Ini terlihat dengan biaya yang dikeluarkan yang mencapai puluhan, bahkan ratusan dinar, sebagaimana yang dijelaskan di atas.
Meskipun masih menjadi tanda tanya tentang perhatiannya terhadap peringatan maulud Nabi, namun ia tercatat dalam sejarah sebagai orang pertama yang melakukan peringatan maulud Nabi, yang dianggap bid'ah oleh kelompok tradisional. Seperti gambaran berikut, kita temukan, "Terdapat orang yang perhatiannya terhadap maulud Nabi lebih besar, yaitu seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang menamakan dirinya ”Penggerak Kebaikan”, dan 'Orang-orang Wara', yang menyebabkan adanya peringatan tersebut pada tahun 300 H, yang menurut kalangan kelompok tradisional adalah bid'ah."
Diriwayatkan dari Al-Karji (343 H/945 M) salah seorang yang dikenal sebagai zahid dan tekun beribadah, bahwa ia selalu berpuasa kecuali pada hari raya idul Fitri dan idul adha, juga pada hari maulud Nabi saw" [8]
Al Sakhawi berkata: "Tak seorang pun dari kalangan salaf yang memperingatinya pada abad ketiga, peringatan itu dilaksanakan setelah abad tersebut." [9]
Kalau menurut kami, cukup berkata: ”Perhatian terhadap hari hari besar, telah dimulai sejak masa Nabi saw. dan keluarganya, oleh ' Rasulullah sendiri. Hal ini akan kami jelaskan nanti, insya Allah”
Catatan Akhir
[1] al-Hadlarah al-Islamiyah fi al-Qarni al-Rabi' al-Hijri, juz 2, h. 299, dari Zarqawi, juz. 1, h. 164, lihat: al-Tawassul bi al-Nabi wa jahlatu al-Wahabiyyin, h. 115 dan Risalatu Husni al-maqsud, karya al-Suyuthi dan al-mathbu'ah ma'a Ni'mati al-kubra 'ala al-'alam, h. 80, 75, dan 77, dan al-Bidayah wa al-Nihayah juz, 13, h. 136-137, tetapi tidak dijelaskan lebih rinci siapa yang pertama, begitulah keterangan menurut tarikh Ibnu al-Wadi, juz, 2, h. 228, dan jawahiru al-Bihar, juz, 3. h. 337 dan al-sirah al-Ilalabiyah , juz 1, h. 83-84 dan al-sirah al-Nabawiyah karya Dahlan, juz 1, h. 24 dan Minhaju al-Fitqati al Najiyah, h. 110, al-Anshaf Fiima qalbu fi maulidi min al-wuluwu wa al ahjaf, h. 45, karya Abu Bakar jabir al jazairi, juga, h.46, dan h. 50 daan h. 57.
[2] wafiyatu al-a'yam terbit tahun 131 H, juz 1, h. 436-437, dan syadzaratu al-Madzhab, juz 5, h. 139-140 dan juga dari Ibnu Syibhah lihat: al sirah al nabawiyah karya dahlan juz 5, h. 24-25 dan al tawassul bi al nabi wajahlatu al wahabiyin h. 116 dan 'an sabt ibnu al-jauzi fi Imraati al zaman dan lihat juga: risalatu al husni maqsud karya al suyuthi juga al mathbu'ah ma'a al nikmati al kubra 'ala al alam, h. 76 dan al bidayah wa al nihayah juz, 23, h. 137 dan jawahiru al-bihar, juz 3 h. 337-338 dan al anshaf fiima qalbu fiima al maulidi min al wuluwi wa al ahjaf h, 50-51 dan 'Aini al-Hadi karya al suyuthi.
[3] Wafiyatu al a'yan juz 1 h. 381 dan 437
[4] Wafiyatu al a'yan juz 1 h. 435-438
[5] al qaulu al Fashlu fi hukmi sl ihtifali bimaulidi khairi al rasuli h 205
[6] al qaulu al Fashlu, h. 18 dan 28 dari buku ahsanul kalam fiima yata'allaqu bi al-sunnati wa al bi'ati min al ahkam h. 44-45, karya syaikh muhammad bakhit al muthi'i.
[7] al khalathu karya al muqrizi juz 1 h. 490 dan minjahu al fiqrah al-Najiyah, h. 110.
[8] al-Hadlarah al-Islamiyah fi al-Qarni al-Rabi' al-Hijri, juz 2, h. 298
[9] al sirah al halabiyah juz 1 h.83-84.
dilansir dari buku perayaan maulid, khaul dan hari hari besar islam bukan sesuatu yang haram, karya ja'far murtadha al-amily
Posting Komentar untuk "Orang Pertama yang Merayakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw"