Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Ketika Fir'aun Meletakkan Wajahnya Ke Tanah

Kisah Ketika Fir'aun Meletakkan Wajah Ke Tanah

Di zaman Fir'aun, air sungai Nil mengalami surut. Penduduk Mesir menghadap Fir'aun dan memintanya mengairi sungai tersebut seperti sedia kala. Fir'aun berkata, “Aku tidak menyukai kalian."

Untuk kali kedua, mereka menghadap kepadanya dan mengutarakan hal sama. Fir'aun pun memberi jawaban sama. Demikian pula dengan kali ketiga; Fir'aun tetap menjawab sama. Untuk kali keempat, penduduk berkata,“Fir'aun! Kalau engkau tidak mau mengairi sungai Nil, kami akan memilih tuhan lain."

Fir'aun berkata, “Kalian semua, berkumpullah

di padang pasir.” Dia juga ikut keluar bersama mereka. Lalu dia meletakkan wajahnya ke tanah di suatu tempat yang tak dapat dilihat siapapun dan tak seorang pun yang dapat mendengar suaranya. Dia memberi isyarat dengan jari syahadat, lalu mulai memohon dan berdoa:

“Wahai Tuhanku! Aku datang ke haribaan-Mu bagaikan seorang hamba hina yang mendatangi tuannya. Aku tahu, tiada seorang pun yang mampu mengairi sungai Nil ini selain diri-Mu. Alirilah sungai ini dengan kasih sayang dan kemuliaan-Mu."

Sungai Nil sekonyong-konyong mengalir tapi dengan sangat deras. Fir'aun berkata kepada penduduk Mesir,“Aku telah mengalirkan air sungai Nil dan kubuat seperti ini.” Mereka pun bersujud. Upacara penyembahan kembali mereka perbaharui, lalu jibril menemui Fir'aun dalam rupa lelaki dan berkata, “Hai raja! Aku punya seorang budak yang kuistimewakan melebihi budak-budakku yang lain. Kuserahkan urusan budak-budak itu padanya. Kunci semua simpanan dan hartaku berada di tangannya tapi budak itu memusuhiku. Dia membenci orang yang kusukai dan malah mencintai siapa saja yang tidak kusukai. Balasan apakah yang tepat untuk budak seperti ini?“

Fir'aun berkata. “Alangkah tidak terpuji dan buruknya budak itu. Seandainya dia milikku, aku akan menenggelamkannyn di laut."

Jibril berkata: kalah memang balasannya harus seperti itu, kumohon, tuliskanlah hukuman itu untukku."

Fir'aun menuliskannya, “Balasan bagi seorang budak yang melawan tuannya. membenci kawan-kawan tuannya dan bersahabat dengan musuh-musuh tuannya tiada lain adalah ditengelamkan ke dalam laut.”

Tulisan itu diberikan kepada Jibril yang berkata, “Alangkah baiknya kalau surat ini Anda stempel."

Fir'aun mengambilnya dan membubuhinya stempel. Di hari Allah telah berkehendak menenggelamkan Fir'aun dan orang-orang yang patuh padanya, jibril memberikan tulisan itu padanya dan berkata, “Sekarang hukuman yang layak untukmu akan dijalankan. Engkau harus tenggelam.”

Sumber; Kisah Kisah Doa, Hal.105-108

Posting Komentar untuk "Kisah Ketika Fir'aun Meletakkan Wajahnya Ke Tanah"