Ketika Setan Menyamar Dan Membujuk Murid-Murid Syaikh Abdul Qadir Jailani
Pada suara hari dibulan Ramadhan, Syaikh Abdul Qadir Jailani, Seorang Sufi ternama dan penolong Agung [quthb al-aqthab; al-ghauts al-a’dzam] kala itu tengah melintasi sebuah gurun dengan para darwisnya. Mereka mengalami kelelahan disebabkan oleh panas yang menyengat dan berpuasa, tetapi mereka tidak menghiraukan keadaan mereka.
Saat sang syaikh berada di baris belakang untuk memenuhi suatu keperluan, pada titik ini sebuah cahaya tampak dihadapan para darwisnya dan berkata kepada mereka “Aku adalah Tuhanmu Yang Maha Tinggi, hari Aku telah menghalalkan bagimu [makanan dan minuman] yang sebelumnya Aku haramkan. Kini engkau boleh makan dan minum.”
Saat sebagian di antara para darwisy mengambil bejana-air dan makanan, dan bermaksud membatalkan puasa dengan makan dan minum, sang Penolong Agung berseru: “Waspadalah, jangan membatalkan puasa kalian." la, selanjutnya, berpaling menuju arah datangnya suara tersebut. Segera setelah ia mengucapkan: "Aku berlindung kepada Allah dari Setan terkutuk. Aku berlindung kepada Allah; dari kejahatan darinya." sesuatu yang tampak bagaikan cahaya mendadak berubah menjadi kegelapan.
Karena tipu-dayanya ketahuan, setan menampakkan dirinya dan bertanya: “Ya Syaikh, bagaimana Anda mengetahui bahwa aku adalah setan?” Sang Syaikh yang dijunjung tinggi berkata: “Aku berlindung kepada Allah; dari setan terkutuk," tetapi setan bersikeras mengajukan pertanyaan: “Ya Syaikh, Anda senang karena Anda mengetahuinya?” 'Abdul-Qadir sekali lagi memohon perlindungan kepada Allah dan Setan mengaku kalah dan undur diri. Terpesona menyaksikan hal ini, para darwisy berkata kepada Syaikh mereka: “Syaikh, tadinya kami menganggap suara tersebut suara Kebenaran dan nyaris membatalkan puasa kami. Kami nyaris membangkang Tuhan. Bagaimana Syaikh mengetahui bahwa ia hanyalah suatu tipu-daya Setan?”
Sang Sufi menjawab tenang: “Anak-anakku, aku mengetahui berkat bimbingan Allah; dan inspirasi yang Dia berikan kepadaku. Tuhan Yang Mahamelindungiku telah menganugerahkan kepadaku tiga jenis pengetahuan. Mereka yang mempunyai pengetahuan seperti ini dan mengaplikasikannya mampu mengetahui setan lewat berkah Yang Maharahman. Mereka mampu mengetahui dan membedakan antara haram dan halal, antara yang sejati dan yang palsu.
Yang pertama-tama dari ketiga pengetahuan ini adalah fiqih yang darinya kita mengetahui bahwa kita tidak boleh membatalkan puasa selain apabila kita berada di pintu kematian. Kita memang lelah. tetapi kita belum tiba pada titik kedekatan yang demikian tinggi pada kematian hingga kita memperoleh ‘vindikasi' berkenaan dengan membatalkan puasa kita. Karenanya. perintah tersebut berkebalikan dengan Hukum Tuhan dan hanya setan yang mampu mengeluarkan perintah sedemikian. Ini menunjukkan bahwa penampakan tersebut sesungguhnya bukan cahaya, melainkan kegelapan.
“Kedua, aku mengetahui lewat filsafat teologis [kalam]. Allah Yang Maha Melindungi berada di luar lokasi spasial, yang padanya Dia tidak mempunyai keperluan. Suara ini datang kepada kita dari satu arah. Karena ia tidak berasal dari segala sisi dan segala penjuru, aku mengetahui bahwa ia pastilah setan dan kesimpulan ini terbukti benar.
“Ketiga, aku mengetahui dari Sufisme. Seluruh syaikh mulia telah memberikan persetujuan terhadap fakta tersebut. Artinya, apabila Allah memanifestasikan Diri-Nya. kemanusiaan serta-merta akan musnah. Tetapi, keadaan seperti ini tidak datang bersama penampakan kegelapan dalam samaran cahaya. Kita mempunyai akal sehat dan tidak mengalami pembahan dalam (kondisi) kita; tidak dijumpai isyarat manifestasi Ilahi yang tampak dalam diri siapa pun di antara kita. Andaikata ia manifestasi Tuhan, baik pengetahuan maupun yang mengetahui niscaya “musnah.” Tak seorang pun di antara kita yang akan berada dalam kesadaran kita; seluruh kekuatan dan kapasitas kita niscaya akan musnah seketika. Mereka yang dikaruniai tiga jenis pengetahuan ini selamat dari tipu-daya setan. Apabila tidak demikian, setan akan mempermainkan manusia sebagaimana bocah-bocah bermain dengan bola. Ia mengambil keimanan mereka dari tangan mereka, dan dengan demikian menyebabkan mereka dimasukkan ke dalam neraka dan tinggal di sana hingga kapan pun.”
Sebagai musuh tak-tergantikan manusia. setan akan menyelusuri jarak yang tak kasat mata untuk menyesatkan kita dari Jalan Kebenaran. Sebagaimana yang kami sebutkan sebelum ini. ia adalah kalangan penyesat manusia yang naif, dengan menyamar sebagai seorang syaikh atau pembimbing spiritual. Bagi para pencinta Kebenaran, keselamatan berada pada pengetahuan dan aplikasi sains hukum Islam.
filsafatat teologis dan mistisisme. Karenanya perlu mengikuti seseorang yang memiliki pengetahuan yang dalam dalam sains-sains ini dan kemudian menerapkannya. Mengikuti seseorang yang berpengetahuan kurang adalah terjerumus ke dalam kesalahan dengan kedua mata terbuka. Suatu pretensi lain mungkin saja me rupakan suatu tipu-daya setan. Seorang bodoh tidak mungkin berubah menjadi seorang sufi secara langsung. Apabila Allah; musti memilih seorang bodoh sebagai sahabat-Nya, la pertama-tama akan menganugerahinya pengetahuan.
“Pertama seorang cendekiawan, selanjutnya seorang Sufi," ini ditegaskan oleh hadis Qudsy. Menurut Imam al-Ghazali r.a. seseorang yang tidak intim dengan ilmu-ilmu ini, alangkah baiknya jika tidak berbicara tentang gnostisisme.
Dalam seluruh Kitab Suci yang berjumlah 104, dikemukakan secara jelas bahwa penzinah adalah manusia berdosa dan manusia yang melakukan perbuatan sodomi adalah terkutuk. Berkenaan dengan berbicara tentang gnostisisme [makrifat]. karenanya seorang yang bodoh lebih parah ketimbang seorang pendosa dan lebih parah dari seorang terkutuk. Selain apabila benar-bcnar memandang perilaku konyol seperti ini halal, perzinaan dan sodomi tidak mengubah manusia jadi seorang kafir, tetapi kemungkinan besar disebabkan oleh kekafirannya itu juga seorang bodoh berdiskusi tentang gnostisisme dan menyebabkan kehancurannya. Pengikut-pengikut orang-orang seperti ini pun, meninggal dunia tidak dalam keimanan.
Apabila seseorang mengetahui hanya ada hukum yang syah, pengetahuannya menyerupai pagar taman. Di dalam taman dijumpai buah-buahan, pepohonan dan bunga-bunga, tetapi duri juga berlebihan di sana. Pagar, sesungguhnyalah, berfungsi sebagai pembatas yang melindungi tanaman dari binatang buas yang berdampak buruk. Tetapi, jika binatang buas kebetulan masuk, pagar yang sama merupakan rintangan bagi binatang buas untuk keluar lagi. Hal tersebut sama dengan mereka yang memiliki pengetahuan eksoterik.
Pengetahuan mereka, sesungguhnyalah, berfungsi sebagai semacam pagar pembatas efektif terhadap kejahatan. Meski mereka tidak mampu melindungi hatihati mereka secara menyeluruh dari kerakusan, kecongkakan, perilaku yang salah dan kebiasaan yang jahat. Pengaruh-pengaruh yang berdampak buruk tidak mungkin melakukan pengaruh dari luar, tetapi mereka tidak mungkin melarikan diri begitu mereka berada di dalam. Pengetahuan eksoterik berfungsi sebagai semacam benteng perlindungan dan keamanan dari segala sesuatu yang berbahaya.
Praktik tanpa pengetahuan seperti memiliki taman yang secara menyeluruh terbuka, tidak dengan pagar maupun duri. Segala sesuatu yang ditanam di taman seperti ini mungkin saja menghasilkan buah, tetapi tak ada sesuatu pun yang menghentikan segala jenis binatang buas yang menjarah masuk untuk memberangus seluruh tanaman dan melahap buah-buahan. Selain dikitari oleh dinding pengetahuan, peribadatan yang salib dan rahasia batin akan segera hilang segera setelah diraih. Mereka beralih menjadi kemunafikan, kebanggaan yang diagung-agungkan atau arogansi.
Keimanan sejati dijamin oleh mengombinasikan baik pengetahuan esoterik maupun eksoterik. Pengaruh-pengaruh buruk ditangkal agar tetap berada di luar, sementara taman di dalam tertata. Inilah bentuk langkah untuk melindungi agama dan keimanan seseorang dari tipu daya setan; inilah bentuk dan upaya untuk sampai di tujuan.
Seluruh Sufi pendiri persaudaraan-persaudaraan Sufi sejauh ini adalah pengikut-pengikut salah satu dari empat mazhab dalam Hukum Islam.
Sumber: dikutip dari Irshad Wisdom A Sufi Master
Posting Komentar untuk "Ketika Setan Menyamar Dan Membujuk Murid-Murid Syaikh Abdul Qadir Jailani"